Kamis, 03 Mei 2012

“ORGANISASI MAHASISWA”




jangan terlalu serius nanti matanya keluar

Latar belakang
Menjadi mahasiswa adalah kesempatan. Ya, dari sekian anak negeri ini yang lulus dari Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) hanya sebagian kecil yang meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi. Mengapa demikian?. Ada banyak factor yang menyebabkan hal tersebut, salah satu penyebabnya yaitu mahalnya biaya pendidikan di perguruan tinggi yang sulit terjangkau untuk kalangan tertentu sehingga anak tersebut memilih untuk masuk kedalam dunia kerja. Ada banyak hal yang menarik mengenai mahasiswa sehingga seolah tak pernah habis dan basi bila kita bergumul dengan mahasiswa. Setiap pesan berita tentang mahasiwa selalu menghiasi media. Prestasi mahasiswa dengan karya-karya inovatifnya sampai aksi demonstrasi yang biasanya berujung anarkis harus ada dalam tiap kolom berita. Salah satu hal mendasar dari sifat mahasiswa adalah tanggung jawab yang diembannya. Sebagai youth of the nation, mereka merupakan potret masa depan bangsanya banyak yang menaruh harapan kepadanya. Sebagai youth of the nation, mahasiswa harus mempelajari permasalahan dan keresahan bangsanya. Memahami kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang yang dimiliki bangsanya. Yang lebih penting lagi, menjadi problem solver, bukan beban bangsanya. Disinilah tantangan besar mahasiswa sebagai kaum intelektual. Di samping harus cemerlang dalam bangku kuliah, mahasiswa juga harus peka dengan kondisi social masyarakat yang sedang terjadi dan berkembang di negaranya. Semakin berat tugasnya dengan pola satuan kredit semester (SKS) ternyata mendorong mahasiswa lebih tekun belajar sehingga sedikit sekali ruang waktu untuk beraktifitas pada kegiatan lain. Setiap perguruan tinggi mempunyai tujuan yang hampir sama yaitu menyiapkan para lulusannya untuk menjadi individu yang berjiwa besar dan memiliki kemampuan memimpin serta kemampuan berkomunikasi. Untuk mewujudkan hal ini , maka disediakan wadah yang ideal melalui organisasi kemahasiswaan. Partisipasi dalam organisasi, apalagi mengikuti pola kaderasi, sulit dilaksanakan. Namun bukan mahasiswa namanya jika harus menyerah pada tantangan. Justru tantangan itulah yang dijadikan pelecut semangat untuk menjadi pribadi yang dibutuhkan di zaman sekarang. Untuk itulah mahasiswa harus mempersiapkan diri dan memperkuat tidak hanya sisi akademisnya, juga intelektualitasnya sebagai agent of change.  Masuk organisasi adalah pilihan. Didalam suatu perguruan tinggi pasti banyak sekali organisasi organisasi mahasiswanya baik yg Intra maupun yang Ekstra. Kegunaan dari organisasi organisasi ini adalah untuk mengakrabkan setiap mahasiswa dari yang junior sampai yang senior, selain itu dapat juga sebagai sarana saling bertukar pikiran (sharing) seputar pelajaran disuatu mata kuliah, dan dapat juga untuk mengembangkan bakat, minat, dan penalaran. Kegiatan organisasi ini adalah wahana pembelajaran dan latihan kepemimpinan manajerial, serta kerja sama sebagai upaya memperkuat jati diri seorang mahasiswa. Setiap organisasi harus bias menentukan esensi dari gerakannya sehingga semua pengurus organisasi, mulai dari ketua hingga anggota , dapat memahami esensi kehadiran dirinya dalam organisasi, agar keberhasilan tercapai. Usahakan setiap wadah organisasi terdapat kesepakatansatu suara yang bijak. Perlu diingat bahwa kesepakatan bukanlah tujuan, kesepakatan adalah salah satu sarana, untuk mencapai tujuan. Dimaksudkan supaya individu tersebut tahu bahwa yang menjadi indicator keberhasilan adalah tujuan.

Permasalahn.
Dari latar belakang tersebut timbul sebuah pertanyaan, bagaimana caranya agar mahasiswa menjadi insane intelektual yang tanggap terhadap permasalahan bangsa? Dalam dinamika mahasiswa, organisasi menjadi salah satu syarat untuk menempa sisi social dan retorika dalam diri mahasiswa agar lebih peka.dunia organisasi tidak bias dilepaskan dari diri mahasiswa. Jika mahasiswa tidaj mengenal organisasi seperti sayur tanpa garam karena organisasi menjadi kuliah mahasiswa dalam dunia social. dalam organisasilah mahasiswa mengetahui dan merasakan dinamika dunia kemahasiswaan. Mahasiswa digembleng menjadi pribadi yang tangguh dan siap menjawab berbagai permasalahan pelik bangsa.
Ada fenomena yang mengatakan mahalnya biaya pendidikan,  menuntut mahasiswa untuk menyelesaikan studi tepat waktu. Sehingga segala energi dikerahkan untuk mengondol gelar sarjana/diploma sesegera mungkin. Tak ayal lagi tren study oriented mewabah di kalangan mahasiswa. Tapi apakah cukup dengan hanya mengandalkan ilmu dari perkuliahan dan indeks prestasi yang tinggi untuk mengarungi kehidupan pasca wisuda? Ternyata tidak. Dunia kerja yang akan digeluti oleh alumnus perguruan tinggi tidak bisa diarungi dengan dua modal itu saja. Ada elemen yang lebih penting, yakni kemampuan soft skill. Kemampuan ini terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan bahasa, bekerja dalam satu team, serta kemampuan memimpin dan dipimpin. Kapabilitas soft skill ini tidak diajarkan lewat bangku kuliah. Namun, bisa didapatkan melalui organisasi-organisasi mahasiswa, baik itu Organisasi Intra Kampus seperti , Dewan Mahasiswa dan Majelis Mahasiswa, Senat Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa, Badan Perwakilan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan, Badan Eksekutif Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa, Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala), dan Koperasi Mahasiswa, maupun Organisasi Ekstra Kampus semisal Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia, Front Mahasiswa Nasional, Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan lain sebagainya. Lewat media inilah seorang mahasiswa bisa menempa diri, belajar berkomunitas, dan berinteraksi dengan banyak pemikiran.  Jika  semua organ benar-benar mampu bersinergi membentuk satu visi dan misi untuk membangun lembaga melalui kegiatan-kegiatannya yang berorientasi pada pembangunan karakter dan kepribadian mahasiswa, niscaya sebuah perguruan tinggi akan mengorbitkan sarjana yang diperhitungkan dalam kancah internasional maupun nasional.
Landasan Teori.
Apa sih sebenernya define dari organisasi itu? Secara umum organisasi adalah adanya orang orang yang usahanya harus dikoordinasikan tersusun dari sejumlah subsistem yang saling berhubungan dan saling tergantung bekerja sama atas dasar pembagian kerja, peran dan wewenang serta mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Selain itu terdapat juga berbagai macam definisi tentang organisasi dari orang-orang terkemuka, diantaranya, Jomes D.Mooney ( Organisasi adalah bentuk kerjasama manusia untuk mencapai tujuan bersama ); Jomes M.Gous ( organisasi adalah tata hubungan antar orang-orang untuk dapat memungkinkan tercapainya tujuan bersama dengan adanya pembagian tugas dan bertanggung jawab. Teori organisasi dibagi menjadi atas 5 klasifikasi, yakni : Teori Organisasi Klasik, Teori Hubungan Antar manusia, teori manajemen Ilmiah, Teori Aliran Kuantitatif, dan Teori BehaviorialSscience. Pada dasarnya, Organisasi Mahasiswa adalah sebuah wadah berkumpulnya mahasiswa demi mencapai tjuan bersama, dan mempunyai visi dan misi yang jelas serta disetujui oleh semua pengurus organisasi tersebut.  Visi adalah cita-cita kedepan sedangkan misi adalah alat yang diperjuangkan untuk mencapai visi. Visi dan misi tersebut biasanya dituangkan dalam produk hukum organisasi seperti AD/ART, peraturan prganisasi SK maupun program kerja. Organisasi Mahasiswa tidak boleh tunduk dan menyerah pada tuntutan lembaga kampus tempat organisasi itu bernaung, melainkan harus kritis dan tetap berjuang atas nama mahasiswa, bukan pribadi atau golongan. Lembaga-lembaga kemahasiswaan ini secara keseluruhan menciptakan apa yang disebut dengan Students Governance atau pemerintahan mahasiswa. Organisasi kemahasiswaan tersebut digolongkan menjadi 3 kelompok berdasarkan kompetensinya, yaitu Badan Perwakilan Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa, Badan Otonom,dan Badan Semi Otonom.
Organisasi mahasiswa merupakan organisasi yang beranggotakan mahasiswa. Organisasi ini dapat berupa organisasi kemahasiswaan intra kampus, organisasi kemahasiswaan ekstra kampus, maupun semacam ikatan mahasiswa kedaerahan yang pada umumnya beranggotakan lintas-kampus. Sebagian organisasi mahasiswa di kampus Indonesia juga membentuk organisasi mahasiswa tingkat nasional sebagai wadah kerja sama dan mengembangkan potensi serta partisipasi aktif terhadap kemajuan Indonesia, seperti organisasi Ikahimbi dan ISMKI. Di luar negeri juga terdapat organisasi mahasiswa berupa Perhimpunan Pelajar Indonesia, yang beranggotakan pelajar dan mahasiswa Indonesia. Organisasi kemahasiswaan intra kampus adalah organisasi mahasiswa yang memiliki kedudukan resmi dilingkungan kampus dan mendapat pendanaan kegiatan kemahasiswaan dari kampus. Para aktivis organisasi mahasiswa intra kampus pada umumnya juga berasal dari kader-kader organisasi ekstra kampus ataupus aktivis-aktivis independen yang  berasal dari berbagai kelompok studi atau kelompok kegiatan lainnya.
Beberapa cirri / atribut organisasi yaitu, prganisasi adalah lembaga social yang terdiri dari sekumpulan orang dengan berbagai pola interaksi yang ditetapkan; organisasi dikembangkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu oleh karena itu organisasi adalah kreasi social yang memerlukan aturan ddan kooperasi; organisasi secara sadar dikoordinasikan dan dengan sengaja disusun kegiatan-kegitan dibedakan menurut pola yang logis, koordinasi bagian-bagian tugas ini yang saling tergantung ini memerlukan penugasan wewenang dan komunikasi; organisasi adalah instrument social yang mempunyai batasan-batasan yang secara relative dapat diidentifikasikan dan keberadaannya mempunyai basis yang relative permanen.

Pembahasan masalah
Mungkin ada yang takut ketika masuk organisasi waktunya untuk belajar akan terganggu yang pada akhirnya berpengaruh kepada lamanya studi. Memang  ada sebagian kecil mahasiswa yang lalai kuliah akibat terlalu sibuk mengurus organisasi. Tapi kenyataan juga membuktikan, betapa banyak penggiat organisasi yang berhasil lulus tepat waktu, dan dengan indeks prestasi yang sangat memuaskan. Jadi ini hanyalah masalah manajemen waktu.
Selain berfungsi sebagai pembelajaran diri, organisasi mahasiswa merupakan wahana bagi mahasiswa berempati dengan situasi yang terjadi di masyarakat. Negara berkembang layaknya Indonesia, banyak dihadapkan masalah-masalah sosial terutama menyangkut kesenjangan ekonomi, kecurangan, ketidakadilan, dan ketidakstabilan politik. Organisasi mahasiswa membawa para anggotanya bersinggungan langsung dengan persoalan-persoalan ini, sekaligus mengugah rasa kritis untuk mencari solusi atas apa yang terjadi.
Organisasi mahasiswa menjembatani domain menara gading kampus yang elitis dengan ruang masyarakat. Sehingga, ketika terbiasa menghadapi problem kehidupan, mahasiswa tidak lagi canggung bergumul dengan ruang baru, baik di masyarakat maupun di dunia kerja selepas lulus dari perguruan tinggi.
Organisasi Kemahasiswaan Intra ataupun ekstra kampus merupakan domain jembatan “penghubung”, maksudnya disini mahasiswa bisa menempa diri antara kehidupan masyarakat yang penuh dengan kecenderungan Sosial dalam ruang lingkup apapun, dan juga yang terpenting Ketidakstabilan Politik. disini Organisasi kemahasiswaan melatih mereka mahasiswa fokus terhadap 2(dua ) kesibukan yaitu Lingkup Kemahasiswaan dan Lingkup realita Masyarakat yang sebenarnya. Mahasiswa yang punya pengalaman Organisai di waktu kuliahnya lebih siap dalam menghadapi kehidupan dunia kerja dari pada mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi.
Organisasi mahasiswa lebih dari sekedar hubungan formal dan komunikasi public. Organisasi mahasiswa membutuhkan hubungan personal dan emosi yang sejalan.  Jika organisasi ingin dijadikan keluarga, lalu keluarga yang seperti ap? Perlu adanya kepedulian yang bersifat personal di dalam keluarga. Tentunya asas perbedaan akan mewarnai dalam suatu keluarga. Perbedaan it dapat menjadi stimulus bagi kita untuk menjadi lebih dewasa, saling menerima dan saling melengkapi. Perbedaan setiap sumber daya manusia merupakan kekuatan berdirinya organisasi yang utuh, integritas, dan penuh kasih sayang. Karakteristik setiap orang dalam suatu organisasi pasti berbeda-beda. Karakter dibentuk oleh lingkungan dengan banyak factor yang mempengaruhi. Yang mampu beradaptasi merekalah yang berhasil, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi merekalah yang gagal(terhambat). Berhasil dalam hal ini diartikan sebagai mempunyai hasil didikan yang mampu beradaptasi disetiap tantangan yang berbeda, mampu beropini dan mengambil sikap yang cepat dan tepat dalam mengatasi masalah yang silih berganti. Jika angkatan yang lebih tua dan angkatan yang lebih muda mampu beradaptasi, amampu saling melengkapi, saling memahami  maka keutuhan sebuah organisasi akan menghasilkan prestasi, prestasi untuk bersatu.
Dalam organisasi, system pengkaderan menjadi tiang utama tegaknya organisasi. Sama halnya dengan siswa di sekolah, mahasiswa di universitas, maupun pegawai di perusahaan. Setiap orang ibarat suplai kayu bakar yang akan menjadikan api unggun untuk tetap bersinar  menyinari sekitarnya.
Ada hal penting dalam dunia mahasiswa yang tidak semua mahasiswa mau mengambil resiko itu, yaitu kontribusi. Efektikan waktu yang kita miliki sebagai mahasiswa. Buatlah prioritas dan strategi untuk berprestasi dan berkontribusi, agar diri kita menjadi produktif. Setiap orang dalam universitas atau lembaga lainnya memiliki perannya masing-masing. Jika kita memahami peran kita dan mau sekaligus mampu menjalankan sepenuh hati, maka secara langsung maupun tidak langsung kita telah membuahkan hasil yang kontributif. Nantinya kontribusi beropini beserta tanggapannya akan memacu ke arah keberhasilan, yang menumbuhkan kesadaran, untuk menjadi manusia seutuhnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk bersosial, makhluk berpendidikan, makhluk beretika, dan makhluk bertujuan.


Penutupan.
1.       Kesimpualan.
Organisasi Mahasiswa adalah sebuah wadah berkumpulnya mahasiswa demi mencapai tjuan bersama, dan mempunyai visi dan misi yang jelas serta disetujui oleh semua pengurus organisasi tersebut.  Visi adalah cita-cita kedepan sedangkan misi adalah alat yang diperjuangkan untuk mencapai visi. Visi dan misi tersebut biasanya dituangkan dalam produk hukum organisasi seperti AD/ART, peraturan prganisasi SK maupun program kerja. Organisasi Mahasiswa tidak boleh tunduk dan menyerah pada tuntutan lembaga kampus tempat organisasi itu bernaung, melainkan harus kritis dan tetap berjuang atas nama mahasiswa, bukan pribadi atau golongan. Lembaga-lembaga kemahasiswaan ini secara keseluruhan menciptakan apa yang disebut dengan Students Governance atau pemerintahan mahasiswa. Organisasi kemahasiswaan tersebut digolongkan menjadi 3 kelompok berdasarkan kompetensinya, yaitu Badan Perwakilan Mahasiswa dan Badan Eksekutif Mahasiswa, Badan Otonom,dan Badan Semi Otonom.
Kegunaan dari organisasi organisasi ini adalah untuk mengakrabkan setiap mahasiswa dari yang junior sampai yang senior, selain itu dapat juga sebagai sarana saling bertukar pikiran (sharing) seputar pelajaran disuatu mata kuliah, dan dapat juga untuk mengembangkan bakat, minat, dan penalaran. Kegiatan organisasi ini adalah wahana pembelajaran dan latihan kepemimpinan manajerial, serta kerja sama sebagai upaya memperkuat jati diri seorang mahasiswa.

2.       Saran
setiap individu dalam suatu organisasi harus cepat tanggap jika mengahadapi suatu masalah. Organisasi yang baik adalah yang mampu beradaptasi merekalah yang berhasil, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi merekalah yang gagal (terhambat

“ MANAJEMEN KONFLIK “


Jenis-jenis Konflik Dalam Organisasi
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu :
1. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut: Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing, Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan, Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan, Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan-tujuan yang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acapkali menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan. Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
a.       Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
b.      Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
c.       Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
2. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara duaorang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
3. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Contoh seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
4. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja – manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.
5. Konflik antara organisasi
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.Konflik ini telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
Cara atau Taktik Mengatasi Konflik
Mengatasi dan menyelesaikan suatu konflik bukanlah suatu yang sederhana. Cepat-tidaknya suatu konflik dapat diatasi tergantung pada kesediaan dan keterbukaan pihak-pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan konflik, berat ringannya bobot atau tingkat konflik tersebut serta kemampuan campur tangan (intervensi) pihak ketiga yang turut berusaha mengatasi konflik yang muncul. Diatasi oleh pihak-pihak yang bersengketa:
1.      Rujuk: Merupakan suatu usaha pendekatan dan hasrat untuk kerja-sama dan menjalani hubungan yang lebih baik, demi kepentingan bersama.
2.      Persuasi: Usaha mengubah po-sisi pihak lain, dengan menunjukkan kerugian yang mungkin timbul, dengan bukti faktual serta dengan menunjukkan bahwa usul kita menguntungkan dan konsisten dengan norma dan standar keadilan yang berlaku.
3.      Tawar-menawar: Suatu penyelesaian yang dapat diterima kedua pihak, dengan saling mempertukarkan konsesi yang dapat diterima. Dalam cara ini dapat digunakan komunikasi tidak langsung, tanpa mengemukakan janji secara eksplisit.
4.      Pemecahan masalah terpadu: Usaha menyelesaikan masalah dengan memadukan kebutuhan kedua pihak. Proses pertukaran informasi, fakta, perasaan, dan kebutuhan berlangsung secara terbuka dan jujur. Menimbulkan rasa saling percaya dengan merumuskan alternatif pemecahan secara bersama de¬ngan keuntungan yang berimbang bagi kedua pihak.
5.      Penarikan diri: Suatu penyelesaian masalah, yaitu salah satu atau kedua pihak menarik diri dari hubungan. Cara ini efektif apabila dalam tugas kedua pihak tidak perlu berinteraksi dan tidak efektif apabila tugas saling bergantung satu sama lain.
6.      Pemaksaan dan penekanan: Cara ini memaksa dan menekan pihak lain agar menyerah; akan lebih efektif bila salah satu pihak mempunyai wewenang formal atas pihak lain. Apabila tidak terdapat perbedaan wewenang, dapat dipergunakan ancaman atau bentuk-bentuk intimidasi lainnya. Cara ini sering kurang efektif karena salah satu pihak hams mengalah dan menyerah secara terpaksa.
Apabila pihak yang bersengketa tidak bersedia berunding atau usaha kedua pihak menemui jalan buntu, maka pihak ketiga dapat dilibatkan dalam penyelesaian konflik.
Arbitrase (arbitration): Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai “hakim” yang mencari pemecahan mengikat. Cara ini mungkin tidak menguntungkan kedua pihak secara sama, tetapi dianggap lebih baik daripada terjadi muncul perilaku saling agresi atau tindakan destruktif.
Penengahan (mediation): Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa. Mediator dapat membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan memperjelas masalah serta mela-pangkan jalan untuk pemecahan masalah secara terpadu. Efektivitas penengahan tergantung juga pada bakat dan ciri perilaku mediator.
Konsultasi: Tujuannya untuk memperbaiki hubungan antar kedua pihak serta mengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik. Konsultan tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan dan tidak berusaha untuk menengahi. la menggunakan berbagai teknik untuk meningkatkan persepsi dan kesadaran bahwa tingkah laku kedua pihak terganggu dan tidak berfungsi, sehingga menghambat proses penyelesaian masalah yang menjadi pokok sengketa.
Hal-hal yang Perlu Diperhati-kan Dalam Mengatasi Konflik:
1. Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.
2. Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.
3. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan.
4. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul.
5. Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.
6. Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja.
7. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat.
8. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar unit/departemen/ eselon.
Konflik Struktural
Secara umum Konflik Hirarki (Sruktur) adalah konflik yang terjadi diberbagai tingkatan organisasi (Harold J. Leavitt)
Konflik stuktural suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidak sesuaian atau perbedaan antara dua pendapat (sudut pandang), baik itu terjadi dalam ukuran (organisasi), derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota keorganisasi, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan antara tujuan anggota dengan tujuan organisasi, gaya kepemimpinan, dan sistem imbalan yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Macam-macam konflik stuktural: konflik vertical, konflik horizontal (lini), konflik garis staf, konflik actor (peran).
- Konflik vertical: konflik yang terjadi antara karyawan yang memiliki kedudukan yang tidak sama dalam organisasi. Misalnya konflik antara atasan dan bawahan.
- Konflik horizontal: konflik yang terjadi antara mereka yang memiliki kedudukan yang sama atau setingkat (lini) dalam organisasi. Misalnya, konflik antar karyawan, atau antar departemen yang setingkat.
- Konflik garis staf: konflik yang terjadi antara karyawan lini yang biasanya memegang posisi komando, dengan pejabat staf yang biasanya berfungsi sebagai penasehat dalam organisasi.
- Konflik peran: Konflik peran, yaitu konflik yang terjadi karena seseorang mengemban lebih dari satu peran yang saling bertentangan. Misalnya, serangan secara verbal, ancaman terhadap pihak lain, serangan fisik, huru-hara, pemogokan, dan sebagainya.

Konflik Lini dan staff
Konflik lini dan staff adalah konflik antara lini dan staff yang berhubungan dengan wewenang atau otoritas kerja. Konflik Lini dan Staff ini adalah konflik yang sering terjadi di dalam organisasi, biasanya konflik ini terjadi karena perbedaan pandangan para anggota Lini dan Staff.  Adanya perbedaan sikap antara orang lini dan orang staf :
1.      Orang staf cenderung memperluas wewenangnya dan cenderung memberikan perintah-perintah kepada orang lini untuk membuka eksistemsinya. Kemudian orang staf cenderung merasa yang paling berjasa untuk gagasan-gagasan yang diimplementasikan oleh lini, sebaliknya orang lini mungkin tidak menghargai peranan staf dalam membantu pemecahan masalah-masalahnya. Lalu orang staf selalu merasa dibawah perintah orang lini, dilai pihak orang lini juga selalu curiga bahwa orang staf ingin memperluas kekuasaannya.
2.      Perbedaan umur dan pendidikan juga dapat dikategorikan sebagi suatu penyebab mengapa orang lini dan orang staf selalu berseteru. Orang staf biasanya labih muda dan lebih berpendidikan daripada orang-orang staf, sehingga menimbulkan sesuatu yang biasa disebut dengnan “generation gap’.
3.      Perbedaan posisi . Karena manajemen puncak tidak mengkomunikasikan secara jelas luasnya wewenang staf dalam hubungannya dengan lini. Sehingga selalu terjadi kesalah pahaman dengan orang lini dan staf.
4.      Perbedaan tugas. Karena orang staf sangat spesialis dan lebih sering menggunakan bahasa dan istilah yang tidak dapat dipahami oleh orang lini. Sehingg aorang lini merasa bahwa staf spesialis tidak sepenuhnya mengerti masalah-masalah orang lini dan menganggap saran mereka tidak dapt diterapkan atau dikerjakan.
Konflik antara orang lini dan staf tersebut menyebabkan sering terjadinya hambatan dalam melaksanakan tugas yang diberikan pada masing-masing. Sehinga kerja perusahaanpun agak sedikit terhambat. Untuk menyelesaikan konflik ini biasanya perusahaan kekuasaan, kompromi, serta penghalusan diri untuk meredam masalah tersebut. Namun bila konflik antara lini dan staf tersebut membawa pengaruh besar pada perusahaan, perusahaan tidak segan-segan untuk memutuskan hubungan kerja pada orang yang membuat konflik tersebut.

Pandangan Lini :
Para anggota lini berpendapat bahwa para anggota staf mempunyai empat keluarga. Diantaranya ialah :
a. Staf tidak boleh melampaui wewenang
b. Staf tidak memberiakan advis yang sehat
c. Staf menumpang keberhasilan lini
d. Staf mempunyai perspektif yang sempit
Pandangan Staf :
a. Lini tidak mau meminta bantuan staf pada waktu yang tepat
b. Lini menolak gagasan baru
c. Memberi wewenang yang terlalu kecil kepada staf
Berdasarkan pada kedua pandangan tersebut, maka muncullah sebuah.
Penanggulangan-Penanggulangan Konflik Lini Dan Staf. Diantaranya Ialah :
1. Penegasan tentang tanggung jawabnya
2. Pengintegrasian kegiatan-kegiatan
3. Mengajarkan lini untuk menggunaka staf
4. Mendapatkan pertanggung jawaban staf atas hasil-hasil yang diperoleh.





Daftar Pusaka…

KONDISI





 KONDISI








LOGIKA:

Membuat “menu” menggunakan switch case. Masukan input seperti gambar disamping pada program Dev-C++.

Pada case 1, case 2, case 3 dan case 4 disitu tertera harga satuan dari setiap pilihan menu, berapa banyak yang dibeli, serta total yang harus dibayar.

 “ total=(ng*7000); “. Artinya total didapat dari ng(var dari banyaknya yang dibeli pada nasi goreng) dikali(*) dengan harga satuan dari nasi goreng tersebut yaitu 7000.

“ #include “ untuk menjalankan program system(“cls”)  yang berfungsi unntuk menghapus layar. 

 “ goto tengah; “ untuk langsung menuju ke perintah yang ada di “ tengah : “ yaitu “ kembali ke menu[y/n] ? : “. Jika kita pilih Y/y maka akan kembali ke tampilan “menu hari ini”. Jika pilih N/n maka program langsung keluar.

Jika menjalankan program case 4 maka mengoutputkan tulisan “bye bye bye” lalu program langsung keluar secara otomatis karena disitu terdapat perintah “ goto akhir ; “.


Jika program tersebut dijalankan maka akan menghasikan output seperti dibawah ini :